“Diplomasi
Makan”
Bahan Alkitab: 2 Raja-Raja
6 : 8 – 23
Dalam film, adegan makan
bersama sering dijadikan latar penyelesaian masalah. Dalam Babette’s Feast, misalnya,
sebuah jemaat kecil memendam konflik di antara para anggotanya. Pada perayaan
100 tahun pendiri jemaat tersebut, mereka mendapatkan kejutan dari seorang juru
masak, yang menyajikan hidangan makan malam mewah ala restoran ternama di
Paris. Di tengan aliran hidangan, hubungan para anggota mulai mencair: yang
saling mendendam kembali saling menyapa; ada yang mengakui kesalahan, ada yang
memberi pengampunan. Perjamuan makan itu mengubah mereka.
Nabi Elisa menerapkan
pendekatan ini dalam menyelesaikan peperangan antara bangsa Israel dan Aram.
Suatu kali, serombongan besar tentara Aram mengepung Dotan, salah satu kota
Israel (ayat 13 – 14). Nabi Elisa berdoa, dan Tuhan membutakan mata para
tentara itu serta menuntun mereka ke kota Samaria, berhadapan dengan raja
Israel. Bukannya memerintahkan raja Israel menangkap atau membunuh musuhnya,
Elisa malah memerintahkan agar raja menyediakan perjamuan besar bagi mereka.
Hasilnya, sejak saat itu, gerombolan Aram tidak lagi memasuki negeri Israel.
Banyak persoalan dapat
diselesaikan ketika kedua belah pihak bersedia duduk bersama. Pola komunikasi
ini adalah perwujudan kasih persaudaraan yang indah. Permasalahan pribadi atau
kelompok dapat diselesaikan dengan baik melalui perjamuan makan. Karenanya,
marilah menggunakan pendekatan yang penuh kasih untuk mengatasi banyak perkara
demi kebaikan kita bersama. – HT
Ditulis oleh: Hembang
Tambun, www.renunganharian.net
“Diperlukan hati yang
dipenuhi kasih untuk dapat duduk bersama mereka yang menganggap kita
sebagai musuh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar